widgets

Jumat, 11 Januari 2013

Because I'm a Schizoid

aku suka setiap kali mata kita bertemu. Aku suka caramu genggam tanganku. Aku suka tangan kokohmu yang melingkari pinggangku. Aku suka pelukanmu di antara tidurku. Aku suka senyummu di setiap kecupan lelahku. Aku suka semua tentangmu. Kecuali ketika harus tersadar oleh realita. Aku tidak suka...
Aku hampir lupa rasanya begitu bebas ketika berdiri di tengah hujan deras dalam pakaian lengkap. Jauh lebih bebas daripada mandi telanjang di bawah derasnya air pancuran dalam kamar mandi pacar seseorang.
Dan sebentar lagi kamu akan melakukannya. Melukai. Meninggalkan. Melupakan. Lantas hilang. Seperti mereka yang mengaku menyayangiku. Seperti laki-laki yang bersumpah mencintaiku. Kamu memang tak pernah mengatakannya. Tidak lantang. Tidak pula berbisik. Kamu pun tidak pernah menuliskannya. Tidak dalam puisi. Tidak mungkin sebundal novel. Kamu hanya membuatku merasakannya. Walau tak pernah ada yang terjadi.
Hari ini aku hanya ingin melamun di depan jendela kamarku. Memandangi langit bercakrawala di atas padang rumput hijau dan kolam kosong. Berusaha memisahkan mana yang jujur dan mana yang bohong. Sekedar diam untuk sebentar saja berbincang kepada diri sendiri yang mulai lupa essensi.
beri aku arti. meski tak semua hal di dunia bisa diartikan walau pasti berarti.
Apakah mungkin dari begitu banyak kemungkinan yang tak mungkin di dunia ini,
ada satu saja kemungkinan kamu bisa jadi punyaku?
Aku ingin terus-terusan romantis. Hingga kronis. Hingga kritis. Hingga akhirnya berhenti menjadi sosok yang sinis.