widgets

Kamis, 04 Juli 2013

Love At First Sign of “Friendzone”

Laki-laki dan perempuan dalam suatu hubungan pertemanan, bisa jadi karena salah satu diantara mereka menyimpan perasaan “lebih dari teman”. Itu hal yang wajar dan biasa terjadi, sih. Dan hal tersebut terjadi pada kami. Tidak harus berpacaran seperti selayaknya orang lain, aku hanya setinggi pundaknya jika kita berdampingan, dan dia memanggilku “adik” hmm. Kami sudah saling mengenal, pertemuan singkat yang secara tidak sengaja dan hanya sekali saling pandang dengan wajah lugu. perhatianku tertuju padanya. Dia menatapku dan tersenyum tipis, aku membalas senyumannya. Pertemuan singkat namun cerita kami tidak selesai sampai disini. Kami semakin saling mengenal satu sama lain, banyak berbagi cerita yang membuat kami semakin dekat, namun tetap hanya teman. Dia banyak cerita mengenai wanita itu, begitu pula aku banyak cerita mengenai lelaki yang sedang dekat denganku. Obrolan kami mungkin bisa dikatakan hanya sekedar curhat. Dia orang pertama yang aku hubungi ketika aku sangat membutuhkan teman, dan dia selalu ada saat itu tanpa aku harus menunggu lama, dan saling bercerita mengenai hal-hal baru.
Hingga pada suatu hari aku menangis semalaman karena disakiti lelaki yang sedang dekat denganku. Aku menghubungi dia dan dia ada saat itu. Aku menceritakan semua hal yang membuat mataku bengkak, Aku senang melihat ketika dia tertawa, dan aku senang ketika dia memperhatikan setiap ucapanku. Sampai pada suatu ketika aku terdiam sejenak, hatiku mencelos, ada perasaan aneh dan tetiba jantungku berdegup kencang. Ada perasaan yang muncul, yang sulit aku ungkapkan.
Ketika terlalu menyenangkan, rasanya waktu berlalu begitu cepat
Ketika di motor untuk pertama kalinya aku memeluk dia dari belakang, bersandar pada pundaknya dan jantungku masih berdegup kencang kala itu.
Jujur, pada awal pertemuan pertama kami, aku sudah menyukainya. Tapi perasaanku sempat hilang, ketika aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku hanya ingin bersahabat dengannya. Tapi bagaimana aku bisa membohongi perasaanku sendiri, jika semua perhatiannya, tingkah lakunya, kelembutannya mampu menyeretku pada perasaan “awal pertama kali kita berjumpa”. Salahkah jika aku menginginkannya lebih dari teman?
Aku rasa lelaki dan wanita bisa saja terjalin dalam ikatan pertemanan, tapi di suatu keadaan mereka akan jatuh cinta untuk satu sama lainnya. Mungkin tidak terlihat atau mungkin di waktu yang salah?
Aku tidak pernah memaksa perasaan ini akan muncul, tapi aku juga tidak bisa membohongi perasaanku sendiri, bukan begitu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar