Laki-laki dan perempuan dalam suatu
hubungan pertemanan, bisa jadi karena salah satu diantara mereka
menyimpan perasaan “lebih dari teman”. Itu hal yang wajar dan biasa terjadi,
sih. Dan hal tersebut terjadi pada kami. Tidak harus berpacaran seperti
selayaknya orang lain, aku hanya setinggi
pundaknya jika kita berdampingan, dan dia memanggilku “adik” hmm. Kami sudah saling mengenal, pertemuan singkat yang secara tidak sengaja dan hanya sekali
saling pandang dengan wajah lugu. perhatianku
tertuju padanya. Dia menatapku dan tersenyum tipis, aku membalas
senyumannya. Pertemuan singkat namun cerita kami tidak selesai sampai
disini. Kami semakin saling mengenal satu sama
lain, banyak berbagi cerita yang membuat kami semakin dekat, namun tetap
hanya teman. Dia banyak cerita mengenai wanita itu, begitu pula aku banyak
cerita mengenai lelaki yang sedang dekat denganku. Obrolan kami mungkin
bisa dikatakan hanya sekedar curhat. Dia orang pertama yang aku hubungi
ketika aku sangat membutuhkan teman, dan dia selalu ada saat itu tanpa
aku harus menunggu lama, dan saling bercerita mengenai hal-hal baru.
Hingga pada suatu hari aku menangis semalaman
karena disakiti lelaki yang sedang dekat denganku. Aku menghubungi dia dan dia ada saat itu. Aku menceritakan semua hal yang membuat
mataku bengkak, Aku senang melihat ketika dia tertawa, dan aku senang ketika dia memperhatikan setiap ucapanku.
Sampai pada suatu ketika aku terdiam sejenak,
hatiku mencelos, ada perasaan aneh dan tetiba jantungku berdegup
kencang. Ada perasaan yang muncul, yang sulit aku ungkapkan.
Ketika terlalu menyenangkan, rasanya waktu berlalu begitu cepat
Ketika di motor untuk pertama kalinya
aku memeluk dia dari belakang, bersandar pada pundaknya dan jantungku
masih berdegup kencang kala itu.
Jujur, pada awal pertemuan pertama kami,
aku sudah menyukainya. Tapi perasaanku sempat hilang, ketika aku
berjanji pada diriku sendiri bahwa aku hanya ingin bersahabat dengannya.
Tapi bagaimana aku bisa membohongi perasaanku sendiri, jika semua
perhatiannya, tingkah lakunya, kelembutannya mampu menyeretku pada
perasaan “awal pertama kali kita berjumpa”. Salahkah jika aku
menginginkannya lebih dari teman?
Aku rasa lelaki dan wanita bisa saja
terjalin dalam ikatan pertemanan, tapi di suatu keadaan mereka akan
jatuh cinta untuk satu sama lainnya. Mungkin tidak terlihat atau mungkin
di waktu yang salah?
Aku tidak pernah memaksa perasaan ini akan muncul, tapi aku juga tidak bisa membohongi perasaanku sendiri, bukan begitu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar