widgets

Selasa, 21 Mei 2013

Adik Kakak-an. Salah?

Tidak pernah ada yang lebih baik ketika kami tertawa bersama, tidak ada sela diantara kita bahkan kita duduk berdekatan. Tidak ada keraguan untukku menyandarkan kepala pada pundaknya. Dia laki-laki dan aku perempuan. Namun ini bukan tentang cerita cinta seperti biasanya, namun ini cerita cinta pada seorang adik, tidak berharap lebih.
Pernahkah anda mengalami hubungan yang rumit seperti ini? Berhubungan sebagai adik dan kakak, wajarkah bila perasaan ini muncul? Aku tidak pernah ingin itu terjadi. Semua perhatian, rasa nyaman bukan berarti untuk menunjukkan betapa aku mencintai dia, bukan berarti betapa aku mencintai dia sebagai laki-laki sebagaimana seharusnya. Ketika seorang perempuan berteman dengan lawan jenisnya, pada suatu saat akan tumbuh rasa dengan sendirinya, mungkin diwaktu yang salah, seperti saat ini.
Aku mungkin lebih paham soal cinta, bukan ingin menggurui namun karena aku lebih banyak memakan manis, asam, garam soal percintaan. Sedangkan dia terlalu muda untuk mengerti arti cinta sesungguhnya, mungkin dia juga pernah jatuh cinta tapi dia laki-laki dan lebih banyak menggunakan logika daripada perasaan, jauh berbeda dengan perempuan yang lebih banyak menggunakan perasaan dan alhasil perempuan yang mengatakan dirinya tegar adalah perempuan yang paling sakit merasakan apa itu ‘cinta’.
Sudah banyak yang menganggap hubungan adik kakak sebagai modus untuk mendekati salah satu diantaranya. Ah lagu lama! Tapi itu tidak akan terjadi padaku saat ini. Aku sudah berjanji untuk tidak jatuh cinta kepadanya, meskipun aku tau tidak mungkin bisa menyembunyikan perasaanku sendiri, aku hanya tidak ingin bersikap egois dengan perasaan itu. Aku menahan perasaan ini, tidak taukah kamu?
Yang ku takutnya akhirnya muncul juga, kamu menyadari hal ini, kamu menyadari adanya perubahan pada sikap ku. Tapi kamu salah, karena kamu terlalu memberi harapan dan perhatian, lalu kenapa sekarang menyalahkanku? Menyalahkan bahwa aku bersikap tak selayaknya kakak kepada adiknya? Apa yang salah dengan perhatian dan rasa sayang yang aku tunjukkan? Aku tidak berharap lebih tapi aku tidak membohongi perasaanku sendiri, aku hanya tidak ingin bersikap egois, tidak mengertikah kamu? Aku tidak pernah berharap ini semua terjadi, tapi aku tidak bisa menolak kehendak Tuhan, aku tidak bisa membohongi perasaan bahwa sesungguhnya aku tidak jatuh cinta? I’ve keep it on my mind. I keep on my cry, because “you’re just my brother, I’m your sister, no more” but the fact that you’re a boy, I’m a girl and at one point or another, we will fall for each other. I’ve to control it, I keep my feeling, I’m not treat you more than as my brother. What is wrong with my attention? What?
Apa yang sebenarnya salah disini? Aku tidak pernah menginginkan perasaan ini terjadi, kan, jangan menyalahkan aku di satu pihak saja. Ini hal yang normal. Coba saja posisi ini kita balik, apakah kamu bisa merasakan hal yang sama? kamu tidak pernah tahu sesulit apa caraku menahan semua ini, kamu tidak pernah tahu bahwa aku hanya memendam ego, aku hanya ingin hubungan ini tetap berjalan dengan sewajarnya, kamu tidak pernah tahu rasanya mencintai seseorang yang salah. Karena kamu tidak pernah merasa ada di posisi aku. Kamu tahu sendiri bahwa aku sering berkata aku hanya menginginkan seorang adik, teman untuk menceritakan segala keluhanku, untuk menangis dipundakmu, dan kamu selalu berkata bahwa kamu akan selalu meminjamkan pundak ketika aku ingin menangis, sepanjang malam sekalipun kamu akan selalu ada. Tapi kenapa kenyataannya tidak seperti itu? Jangan pernah menyalahkan perasaanku, karena aku tidak pernah menginginkan ini semua terjadi.
Haruskah aku menghindar apa sebaliknya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar