widgets

Selasa, 21 Mei 2013

Siapakah Dia?

Aku masih ingat pertama kali menemukan akun Twitternya. Salah satu temanku seringkali me-retweet status yang dia ciptakan. Statusnya manis, romantis, tapi galau apalagi dia seorang lelaki. Aku buka akunnya, aku baca timelinenya, menarik. Akupun ikut menfollownya.
Aku perhatikan statusnya setiap hari, aku perhatikan foto-foto yang di unggahnya, dan aku menyukai dengan status yang dia buat. Rasanya, apa yang sedang dia rasakan selalu sama seperti yang aku rasakan. Semakin hari aku semakin penasaran, aku cari tahu siapa dia sebenarnya. Dia ternyata orang Bandung yang sedang menjelajah Nusantara dan seorang penyanyi indie yang sudah mengeluarkan dua album. Akupun mencoba mendownload lagu-lagunya. Beberapa lagu yang ku dengar berhasil membuatku menangis, liriknya terlalu menyentuh, seakan dia menyanyikan apa yang sedang aku rasakan ketika itu.
Aku mencintai setiap foto senja yang dia unggah, karena aku jatuh cinta dengan senja. Ketika ku ambil salah satu foto senja tersebut dan menggunakannya untuk display photo di handphoneku, lalu tak lama kemudian salah satu temanku menanyakan apakah aku mengenal seseorang yang mengabadikan foto senja tersebut. Akupun memberi tahunya bahwa aku melihat foto tersebut dari akun Twitter seseorang, lalu temanku berkata bahwa dia mengenal seseorang itu. Aku tidak mengerti, hatiku mencelos. Ini seperti kejadian beberapa tahun silam. Ketika aku mulai jatuh cinta dengan seseorang yang tidak ku kenal, dan salah satu temanku ternyata mengenalnya.
Lalu aku menanyakan seseorang itu pada temanku, dan aku mendengar beberapa cerita cintanya yang selalu berakhir dengan tragis, sama seperti kisah cintaku. Aku masih tidak mengerti, aku dan dia seperti memiliki ikatan batin, beberapa hal yang terjadi dalam hidup aku dan dia seperti sebuah cerita yang sama namun dengan orang yang berbeda.
Semakin hari, aku semakin memperhatikannya lewat status yang dia buat. Aku juga beberapa kali mencoba menegurnya lewat sapaan dan perhatian di mention, tapi tidak ada satupun jawaban. Rupanya dia jarang sekali mendapatkan sinyal untuk mengakses internet. Namun suatu malam, ketika aku akan tidur aku mencoba menegurnya lagi, lalu dia membalas: “trims”. Sepatah kata yang dia tunjukkan untukku sudah menghangatkan malam yang ku rasa dingin saat itu. Ini terlalu manis ku rasa, aku bahagia hanya dengan sepatah kata yang mungkin kalian anggap itu hal yang biasa. Tidak ada yang biasa ketika kamu sedang jatuh cinta, kan? Sekecil apapun itu, kamu akan tetap merasa bahagia, bukan?
Kalimat manisnya di Twitter, lirik lagu yang dia ciptakan sendiri, suaranya yang khas, mampu menyeretku ke dalam perasaan yang mungkin ku sebut; aku mencintai dia yang masih “fiktif”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar