widgets

Selasa, 21 Mei 2013

Kamu, iya kamu!

Apa ya? Ah entah, aku hanya ingin menuliskan sebuah cerita yang aku lalui bersama kamu. Kalau ingin pamer, sebenarnya aku ingin memamerkan dirimu kepada banyak temanku, namun aku bukanlah siapa-siapa di status percintaanmu. Kami hanya teman, tidak lebih tapi aku menginginkan lebih, apa itu egois? Padahal kalau tentang keegoisan, kamulah yang sangat egois. Ya sangat egois!
Aku selalu menyapa di pagi harimu, aku ingatkan agar kamu tidak lupa makan dan sholat, karena aku tahu bagaimana kesibukan yang menyita waktumu, waktu kita. Meskipun aku bangun pagi, aku selalu mendapatkan balasanmu di siang hari, kamu itu kebluk atau memang terlalu cuek untuk memberi kabar dengan cepat sih?
Siang sampai sore, kamu jarang memberi kabar meskipun aku selalu bawel mengingatkan "jangan lupa solat" kamu hanya membalas seperlunya, ya aku mengerti kesibukanmu. Namun saat malam tiba, waktuku lebih banyak ku habiskan denganmu, meskipun hanya sekedar lewat pesan singkat, tapi aku bahagia.
Di pesan singkat kami, tak henti-hentinya kamu mengejekku, kami selalu berdebat dan aku harus selalu mengalah. Kadang, ejekanmu itu tidak lucu. Tapi kalau sehari tak dengar ejekan darimu, rasanya rindu...
Kami berdebat banyak hal, entah tentang apa yang kamu kerjakan atau tentang perasaanku. Ya kamu tahu kok tentang perasaan yang ku pendam selama ini, tapi kamu tidak protes, kamu tidak juga memberi jawaban, tapi kamu yang selalu menemani setiap hariku.
Kadang, kamu bisa sangat cuek sekali ketika kamu sibuk dengan dunianya. Tapi suatu hari kamu begitu bawel ketika mendengar aku jatuh sakit. Kalau dengan sakit, kamu bisa sebegitu perhatiannya, aku bahkan rela untuk jatuh sakit yang lama agar kamu tidak bersikap dingin dan cuek seperti biasanya. Tapi aku selalu kamu marahi ketika aku susah untuk meminum obat, dan aku bahagia dengan perhatianmu itu.
Kamu juga egois, selalu tidak mau mengalah ketika kami berdebat. Tapi kalau denganmu aku selalu bisa mengerti.
Namun aku tidak lebih cantik dari wanita-wanita yang ada disekitarmu, aku merasa kalah dari mereka. Tapi mereka tidak bisa sepintar aku untuk selalu sabar dan mengerti bagaimana dirimu. Kalau tanpa statuspun kami bisa sedekat ini, apa aku akan mengharapkan yang lebih? Aku hanya tidak ingin bersikap egois.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar